Siti mengurung diri di kamarnya sejak sepulang sekolah, menangis hingga tertidur.
Sebenarnya Siti pulang dengan kabar gembira, bahwa bulan depan sekolahnya akan mengadakan kegiatan study tour ke Dufan khusus untuk kelas 8. Girang tak karuan, Siti membayangkan perjalanan menyenangkan bersama teman geng riweuh-nya. Bahkan mungkin bisa mencuri satu dua kesempatan untuk lebih intens mengirim kode-kode kepada cowok gebetannya, Arif, si ganteng kalem dari kampung sebelah.
Tapi satu kalimat dari Ibunya berhasil mengubah mood Siti dari yang tadinya puja-puji syurgawi menjadi sumpah serapah jahanam. “Naon atuh ngiluan nu kararitu, euweuh duitna ge timana…”, kata Ibunya tanpa tedeng aling-aling, bahkan tanpa memalingkan pandangannya dari piring-piring yang sedang dia cuci.Continue Reading